Jamus Kalimasada

Istilah kalimasada sudah dikenal dalam kasusastran jawa dan sudah ada jauh sebelum tumbunya agama islam ,Kalimasada berasal dari kata kalimahusaddha bukan dari kata kalimat shyahadat.
 dalam naskah kakawin Barathayuddha yang ditulis pada tahun 1157 atau abad ke-12, pada masa pemerintahan Maharaja Jayabhaya di Kerajaan kadhiri. Istilah tersebut jika dipilah menjadi Kali-Maha-Usaddha, yang bermakna "obat mujarab Dewi Kali".
Kakawin Bharatayuddha mengisahkan perang besar antara keluarga Pandawa melawan Korawa. Pada hari ke-18 panglima pihak Korawa yang bernama Salya bertempur melawan Yudistira. Yudistira melemparkan kitab pusakanya yang bernama Pustaka Kalimahosaddha ke arah Salya. Kitab tersebut berubah menjadi tombak yang menembus dada Salya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah Kalimahosaddha sudah dikenal masyarakat Jawa sejak beberapa abad sebelum munculnya Sunan Kalijaga. Mungkin yang terjadi adalah Sunan Kalijaga memadukan istilah Kalimahosaddha dengan Kalimat Syahadat menjadi Kalimasada sebagai sarana untuk berdakwah. Tokoh ini memang terkenal sebagai ulama sekaligus budayawan di Tanah Jawa.
Werdhine Kalimasada niki
1. aja nyebut Asmaning Gusti senajan kita weruh asmane
2. Den akoni yen ibu yo iku utusaning Gusti ingkang nglahirake sira ono ing jagad
3. Lamun Nuju dina pasaran nireki bagya mulya urip sira
4. Aja wani-wani sira ngala-ala sakabehing titah kang cinipta dening Gusthi ono ing jagad
5. Aja wani-wani sira ngrembug swarga lan neraka lamun sira tan weruh  

Isi dari serat kalimasada
1. jangan pernah menyebut nama Gusthi walaupun kita tau siapa Tuhan KIta
2. Akuilah bahwa ibu adalah utusan Gusti yang telah melahirkan kalian kedunia
3. Mendekati Weton adalah hari bahagia kalian
4. jangan sekali berani mencaci,menghina,semua titah yang diciptakan oleh Gusthi dialam raya
5. Jangan Sesekali Berani membicaran Surga dan Neraka kecualii kalian pernah melihat sendiri</span>

0 komentar:

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.
Themes By http://viemonsta.com Edit By Tri Harto